NAMA : ORIZA GIUSTIKA
KELAS : 1KB01
NPM : 25111474
WALL-E
Produser : Jim Morris, John Laseeter, Lindsay Collons
Produksi : Walt Disney Pictures
Sutradara : Andrew stanton
Penulis : Andrew stanton
Tahun : 2008
Ini merupakan kisah dimana bumi sudah tidak layak menjadi tempat tinggal manusia dan bumi berubah menjadi tumpukan sampah yang tidak dapat diatur ulang akibat kemajuan teknologi yang begitu pesat. Manusia sudah berusaha untuk mencari planet lain untuk tempat tinggal mereka. Akan tetapi tidak ada planet yang seperti bumi. Mereka akhirnya memutuskan untuk menciptakan pesawat luar angkasa untuk tempat itnggal mereka sementara karena manusia membuat robot yang ditinggal dibumi yang ditugaskan untuk membersihkan sambah tersebut dengan cara di pres dan diberi nama WALL-E.
Wall-e di bumi telah punah tetapi ada satu yang masih aktif dan dia mempunyai sahabat berupa binatang kecil seperti kecoak mereka adalah sahabat yang selalu setia menemani wall-e saat menjalankan tugas. Suatu hari ada pesawat luar angkasa yang datang kebumi mengirim robot probe bernama EVE yang bertugas mencari tanaman sebagai tanda apakah bumi ada tanda kehidupan lagi.
Eve dan wall-e berkenalan dan mereka pergi kerumah wall-e ternyata wall-e memiliki tanaman kemudian ditunjukkan kepada eve tanaman barunya itu. Tak lama eve terkaget dan memasukkan tanaman kecil itu kedalam tubuhnya, robot eve mati untuk menanti dijemput kembali oleh pesawat luar angkasa. Pesawat pun datang tarnya wall-e mengikuti pesawat tersebut dan meninggalkan bumi karena sudah jatuh cinta kepada robot eve.
Sampailah pesawat tersebut di pesawat induk yang ternyata juga berasal dari bumi yang bernama AXIOM. Wall-e tercengang ternyata di pesawat itu banyak sekali manusia yang menggunakan seperti kursi roda tetapi tak ada rodanya, memakai baju sama, melakukan komunikasi menggunakan komputer dan waktu siang malam diatur oleh kapten dan pilot otomatis dipanggil AUTO. Keberadaan tanaman itu merupakan kabar gembira bagi kapten akan tetapi auto telah di setting untuk melarang setiap kapten untuk kembali ke bumi dengan alasan bumi tak bisa ditempati.
Pertarunganpun terjadi antara auto dan kapten secara sengit yang dimana kapten mendapat bantuan dari wall-e dan eve akan tetapi auto memiliki anak buah robot yang juga membantunya. Manusia disini juga berjuang untuk berdiri dan jalan karena mereka dimanjakan dengan teknologi. Akhirnya peperangan ini dimenangkan oleh kapten dengan segenap perjuangan kapten, wall-e, eve dan semua seisi pesawat dan kembali kebumi. Akan tetapi wall-e lupa ingatan sebab dia disiksa dan alat ditubuhnya rusak total dan kemudian diganti oleh eve dengan suku cadang di bumi wall-e dapat mengingat semua kembali.
Bagaimana rasanya menjadi robot terakhir yang tersisa di muka bumi ?
Pertanyaan ini disodorkan melalui film Wall E. Pertanyaan yang sekaligus membuka pintu gerbang menuju sebuah perenungan yang lebih besar lagi terhadap kehidupan ras manusia pada dunia industri di era kontemporer seperti sekarang ini.
Tersebutlah Wall E, sebuah robot pemulung. Robot terakhir yang tersisa di muka bumi. Ia menjadi satu satunya robot disini, karena sebuah kesalahan sejarah. Manusia terlalu bebal untuk membiarkan kultur industrialis mengambil alih sisi sisi manusiawi dalam kehidupan manusia. Dan ketika kesalahan sejarah itu telah menjadi sampah yang telah menggunung, maka manusia hanya mampu melarikan diri dan bernostalgia terhadap keindahan hidup mereka dahulu. Wall E sebagai sebuah robot yang tersisa, ia pun dipaksa untuk hidup berdampingan dengan kesalahan sejarah umat manusia tersebut. Hingga pada suatu waktu, datanglah E-Pa, sebuah robot lain. Robot yang membawanya untuk mengajarkan manusia akan nilai nilai humanisme. Dan dari sinilah petualangan Wall E bermula.
Film keluaran Pixar ini tidak salah jika saya sebut sebagai salah satu film animasi terbaik di tahun ini. Bahkan review dari beberapa situs terpercaya juga memberikan bintang empat kepada film ini. Disini, Pixar memberikan pilihan cerita yang tidak hanya menghibur, namun juga memberikan kedalaman perenungan terhadap kehidupan umat manusia. Dan cerita yang dipilih Pixar, merupakan sebuah cerita yang tepat disaat umat manusia terutama di belahan bumi Amerika sedang membutuhkan alternatif dalam kehidupannya.
Scott McLoud, seorang komikus dan penulis, pernah memberikan pendapat bahwa manusia adalah makhluk yang egois karena selalu memberikan sisi manusia kedalam benda benda. Merujuk kepada pernyataan Scott McLoud tadi, maka film Wall E akan menjadi film animasi yang sangat ironis. Karena pada film Wall E, kita dipaksa untuk belajar kembali menjadi manusia dengan sisi sisi humanisnya melalui sebuah robot yang berperilaku lebih humanis daripada manusia manusia terakhir di muka bumi. Salah satu contoh adalah ketika Wall E menemukan tumbuhan diantara reruntuhan puing puing sampah, ia sebagai robot bukannya membuang ataupun medaur ulangnya, melainkan menyimpannya agar tetap tumbuh dan berkembang. Bandingkan dengan perilaku manusia yang dengan alasan pembangunan kota, malahan membabat habis pohon pohon dan tanaman di taman taman kota.
Animasi dalam Wall E inipun sangat berbeda dengan tipikal animasi animasi lainnya. Sebelum ini, kita terbiasa dengan mekanisme visual dalam animasi yang sophisticated ataupun futuristik dengan bertebaran visualisasi yang canggih dan mutakhir. Namun disini, kita mendapati visualisasi yang dikontraskan antar satu dengan lainnya. Visual kehidupan futuristis dalam pesawat tempat E-Pa tinggal versus visualisasi bumi yang penuh sampah industri di tempat Wall E tinggal. Visualisasi tumbuhan hidup yang segar dan tumbuh bersemi versus visualisasi gunungan sampah industri sebagai latar belakangnya.
Membaca film Wall E memang menuntut kecerdasan visual. Hal ini mutlak, karena film ini minim dialog verbal. Wall E memang lebih banyak menggunakan praktek komunikasi visual, sesuatu yang jarang dilakukan Pixar dalam film film sebelumnya. Dan hal ini cukup membuat saya salut, karena merupakan terobosan langka dan berani yang dilakukan studio sebesar Pixar.
Wall E mendapat bintang empat dari saya. Dan saya sangat mereferensikan film ini kepada segenap anda, yang masih ingin menjadi manusia dalam kotornya kehidupan dunia industri era sekarang ini.
Penantian Andrew Stanton selama bertahun-tahun terbayar sudah. Gambaran tentang WALL-E sebenarnya sudah dia miliki sebelum film Toy Story digelontorkan ke layar lebar. Bahkan Peter Docter sang penulis cerita sempat menggarap WALL-E selama beberapa bulan ketika Stanton menjelaskan konsep, "bagaimana kalau manusia pergi ke luar angkasa tetapi lupa mematikan sebuah robot", Docter akhirnya lebih memilih untuk mengerjakan Monster, Inc terlebih dahulu karena merasa kesulitan menceritakan persona WALL-E ke penonton mengingat konsep tersebut sangat radikal. Karena kecintaannya terhadap opera luar angkasa, sehabis menggodok Finding Nemo Stantonpun mencoba sekali lagi merealisasikan konsep WALL-E. Walt Disney mungkin tidak akan berani memberikan lampu hijau kepada WALL-E apabila proyek tersebut diajukan oleh orang lain selain Andrew Stanton.
Pada abad 22 sebuah perusahaan raksasa Buy N Large (BnL) yang menguasai berbagai hajat hidup orang banyak termasuk pemerintahan dan uang yang beredar, merencanakan perjalanan ke luar angkasa sembari menunggu bumi dibersihkan oleh robot-robot tipe WALL-E (Waste Allocation Load Lifter Earth-Class) karena banyaknya sampah yang menggunung di Bumi. CEO BnL Shelby Forthright (Fred Willard), dengan bangga mengiklankan pesawat luar angkasa super eksklusif lengkap dengan berbagai sarana dan prasarana untuk dipakai seluruh penduduk bumi, nama pesawat tersebut adalah Axiom. Lima tahun semenjak proyek WALL-E dijalankan ternyata bumi tidak berubah menjadi lebih baik, hal inilah yang membuat Shelby Forthright mengaktifkan sebuah kode tanda bahaya yang akan menjadi dasar cerita mengapa manusia tidak kunjung kembali ke Bumi.
Kali ini Pixar sedikit mengabstrakan arti protagonis dan antagonis. Dalam WALL-E, kita tidak bisa menilai baik buruknya sebuah karakter hanya melalui perbuatan yang dilakukannya, bahkan secara ekstrim saya malah memberikan gelar antagonis ke pihak manusia, walaupun di dalam film ini diperlihatkan Auto sang autopilot pesawat Axiom memberontak dan memberlakukan perintah A113(Angka anekdot atau easter egg yang sering sekali dipakai oleh alumni CalArts, mengacu pada ruangan kelas karakter animasi buatan mereka), yang artinya para penumpang Axiom berada dalam status quo, tetapi pemberlakuan status tersebut tidaklah terlepas dari kegagalan manusia untuk membersihkan Bumi. Dengan film ini Pixar berusaha mengajari kita tanpa terlihat menggurui, WALL-E memperlihatkan ketulusan dan rasa cintanya terhadap Bumi yang selalu menerima perlakuan tidak senonoh dari manusia, hal tersebut masih diperumit dengan adanya perasaan WALL-E terhadap hubungan persona.grata terhadap robot lainnya yang jauh lebih modern bernama EVE (Extraterrestrial Vegetation Evaluator) yang ditugaskan untuk meneliti perkembangan bumi setelah ditinggalkan selama 700 tahun. Mungkin bila kita melihat ke belakang, babak WALL-E memperlihatkan rasa manusiawinya sedikit mirip dengan Novel The Positronic Man (1993) karya novelis Isaac Asimov, yang nantinya akan kita kenal di layar lebar sebagai Bincentennial Man (1999). Pada intinya film animasi WALL-E, mengajari kita untuk lebih menyayangi Bumi dan merawatnya, walaupun ada beberapa pesan abstrak lainnya yang mengingatkan kita terhadap kesehatan, seperti, bila semua orang menjadi gemuk (obesitas) maka dunia akan hancur (?) atau jangan terlalu bergantung dengan teknologi bisa-bisa kita akan melupakan semua kemampuan yang kita miliki seperti berjalan misalnya.
Penilaian film ini akan terasa sulit bila kita memakai format penilaian secara umum. Film ini sangat miskin dialog dan mungkin akan memiliki berbagai penilaian yang beragam terhadap kualitas dan kemampuan Andrew Stanton menggarap sebuah film, apalagi WALL-E memang dirancang untuk dinikmati secara visual mengingat semua suara atau ucapan para robot dibuat sedemikian rupa oleh Ben Burtt (pembuat suara R2-D2) agar terlihat dan terdengar selayaknya suara robot yang sedikit sulit dimengerti (kecuali Auto, yang dibuat menggunakan suara text-to-speech MacInTalk/PlainTalk yang terdapat pada Machintos orisinil). Kalau boleh jujur, mungkin film WALL-E dibuat sebagai sindiran romantis terhadap Dreamwork Animation yang sering sekali jor-joran mengkontrak artis papan atas Hollywood untuk mengisi suara karakter animasi buatannya (Ingat dengan Kung-Fu Panda? Kami tidak habis pikir bagaimana seorang Jackie Chan dikontrak hanya untuk mengisi dialog yang tidak sampai satu paragraf). WALL-E bisa dibilang sebuah karya yang menengah tingkatannya bila disejajarkan dengan karya PIXAR lainnya, jauh dari detilnya cerita Monster, Inc dan bahkan tidak bisa menggapai kesempurnaan plot Ratatouille. Tetapi mari kita lupakan semua karya PIXAR atau studio animasi lainnya dan sedikit fokus pada konsep WALL-E yang membawa humor non slapstick tetapi tetap lucu sambil memanusiawikan sebuah benda yang bahkan tidak bisa dibilang berbentuk mahluk hidup, konsep ini sedikit berbeda dengan Toy Story yang notabene karakternya masih banyak yang menyerupai manusia dan mengungkapkan perasaannya melalui serangkaian dialog.
WALL-E seharusnya bisa dinikmati semua kalangan bahkan anak kecil sekalipun, mengingat film ini menerobos konsep film animasi berdialog rumit, sambil tetap konsisten memaparkan inti cerita sembari menghibur kita secara manusiawi. Untuk anak muda dan orang dewasa, WALL-E tetap layak disaksikan sebagai hiburan keluarga yang menyenangkan sekaligus mengajari secara tidak langsung untuk lebih peduli terhadap sekeliling kita.
Analisis efek dari film ini
Menurut informasi yang saya dapat ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu: kognitif, afektif, dan behavioral. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek efektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu.
Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif. Dalam efek kognitif ini dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.
Setelah menonton film ini, diharapkan khalayak mendapatkan informasi mengenai permasalahan terbesar di dunia ini. Yaitu SAMPAH. Dengan judul WALL-E (Waste Allocation Load Lifter – Earth Class) ini, PIXAR mencoba menyajikan beberapa tayangan berbeda yang menghibur serta mendidik kita untuk senantiasa bisa berpikir serius tentang permasalahan di dunia ini, terutama tentang pencemaran lingkungan.
Khalayak yang tadinya tidak tau mengenai bahayanya membuang sampah sembarangan, menjadi tau betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Hal yang kecil itu bisa menjadi besar. Siapa sangka bungkus permen kecil yang kita buang sembarangan setiap harinya dapat menyebabkan Bumi kita benar-benar mengalami kerusakan, sampai-sampai tidak bisa lagi dijadikan tempat tinggal.
Selain itu, khalayak yang menonton film ini juga mendapatkan informasi bahwa konsekuensi dari teknologi yang berkembang adalah kemudahan. Namun, akibatnya sangat parah kepada lingkungan. Sebenarnya teknologi hadir untuk meringankan beban manusia, bukan untuk menghilangkan beban itu sama sekali.
Film ini juga menginformasikan kepada khalayak bahwa untuk memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya dalam hidup, bukanlah dengan dimanjakan oleh teknologi yang sangat canggih, bukan hanya dengan hidup bersantai-santai dengan meninggalkan semua kegiatan di Bumi kita ini, kemudian segala sesuatunya dilayani oleh robot canggih. BUKAN!. Kebahagiaan yang sesungguhnya akan timbul apabila kita memanfaatkan potensi-potensi yang diberikan oleh Sang Kholik temasuk merawat Bumi yang telah disediakan sebagai tempat tinggal kita. Jangan terlena oleh Teknologi. Jangan mau dibodohi oleh teknologi.
Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya.
Respons kita terhadap sebuah film, akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Film sedih akan sangat mengharukan apabila kita menontonnya dalam keadaan sedang mengalami kekecewaan. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya setelah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka. Nah, ditengah suasana dan isu Global Warming saat ini, setelah mendapatkan informasi mengenai dampak yang timbul akibat sikap tak acuh terhadap lingkungan dan terlalu terlena dengan teknologi,akan membuat khalayak merasa tersindir, dan juga merasa ngeri.
Film Wall-e benar benar memberikan gambaran yang mengerikan bagi umat manusia dimasa depan apabila ancaman ancaman ini tidak segera diatasi. Manusia disini diibaratkan adalah pemikiran dan robot diibaratkan adalah teknologi, seandaikan manusia dan robot bisa bersatu dan menjaga bumi ini dan kalau konsep pembangunan diarahkan untuk lebih bersahabat dengan alam mungkin permasalahan lingkungan tidak akan pernah terjadi, serta keserakahan manusia bisa diredam dan keseimbangan didalam hati manusia bisa dijaga, apakah wajah bumi kita akan penuh dengan sampah dan polusi 20 tahun lagi dan bumi hanya ditemani oleh robot? Gimana gak merinding?
Film ini juga dapat menimbulkan rasa bersalah terhadap apa yang selama ini kita lakukan. Membuang sampah sembarangan ternyata membuat bumi kita ini tersiksa, dan pada akhirnya kita tidak dapat lagi mendiami bumi kita tercinta ini karena sampah yang menumpuk. Sungguh membuat bulu kuduk berdiri.
Selain efek perasaan ngeri, merasa bersalah dan merinding, film ini juga menimbulkan perasaan iba terhadap Wall-e. khalayak juga ikut merasakan kesedihan ketika demi memperjuangkan kehidupan di Bumi, Wall-e sampai kehilangan ingatannya. Tubuhnya yang sudah tua menjadi rusak, bahkan Wall-e lupa kepada cinta pertamanya, EVE. Tidak jarang juga penonton tertawa terbahak-bahak karena film ini juga mengandung unsur komedi.
Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Setelah mendapatkan informasi mengenai dampak dari sikap tak acuh terhadap kebersihan lingkungan, kemudian merasa ngeri, tentu khalayak kemudian akan mulai meninggalkan kebiasaan buruk mereka yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan mulai menjaga lingkungan dengan sebaik-baiknya.
Siapa yang menginginkan bumi kita ini dipenuhi oleh sampah-sampah sampai tidak ada lagi area yang bisa dijadikan tempat tinggal? Tentu tidak ada. Yang kita harapkan pastilah air sungai yang jernih, padang rumput yang hijau dan udara yang bersih untuk anak cucu kita, dan bukan untuk robot tentunya. Karena bukan tidak mungkin apa yang terjadi di film ini dapat juga terjadi di masa depan. Dan memang selayaknya manusia lah yang bertanggung jawab untuk membersihkan bumi. Menanaminya dengan tanaman, menjaganya agar tak tercemar kembali. Sebuah robot saja peduli terhadap lingkungan, kenapa manusia yang jauh lebih sempurna tidak peduli?
Selain itu, khalayak juga menjadi sadar bahwa sekali lagi, teknologi diciptakan untuk meringankan beban manusia, bukan menghilangkannya sama sekali. Manusia harus tetap bekerja, tetap memanfaatkan angoota tubuh dan kemampuan yang diberikan Sang Kholik, jangan mau dibodohi oleh teknologi. Memangnya siapa yang mau dimanjakan oleh para robot yang melayani setiap saat, tetapi akibatnya untuk berjalan pun harus duduk di sebuah mesin penggerak dan lupa bagaimana caranya berdiri dan berjalan. Mau kita kemana-kan nikmat hidup yang telah Allah berikan?. Karena hal itu-lah setelah menonton film ini, khalayak menjadi tergerak untuk tidak menggantungkan hidup kepada teknologi. Pada akhirnya, khalayak menjadi lebih bersyukur dan memanfaatkan sebaik mungkin potensi-potensi yang dimiliki.
Komentar masayarakat tentang film wall-e
Di masa depan, bumi terpaksa harus ditinggalkan lantaran sudah dipenuhi sampah hasil produksi dari perusahaan Buy N Large yang tak bertanggung jawab. Untuk membersihkan sampah yang bertumpuk, dipilihlah WALL-E (Waste Allocation Load Lifter-Earth-Class), robot kecil yang diprogram untuk melakukan pembersihan global ini.
WALL-E tak kenal lelah membersihkan sampah yang menggunung itu.
tumbuhan yang mulai tumbuh. Bukti bahwa bumi sudah mulai menampakkan gejala dapat dihuni lagi.
WALL-E ke sebuah pesawat ruang angkasa besar yang ternyata berisi keturunan manusia yang meninggalkan bumi. Sayangnya tidak semua orang menginginkan kembali ke bumi.
Film animasi produksi Pixar ini mencoba mengusung ide yang sama dengan TOY STORY di mana benda mati bisa memiliki perasaan. Film ini jadi unik lantaran drama romantis ini dapat merangkul penonton baik anak-anak maupun orang dewasa.
Namun mungkin yang lebih menarik lagi adalah kepiawaian sang animator yang mampu menghidupkan perasaan yang terjalin antara WALL-E dan EVE lewat segala keterbatasannya. Ada emosi yang kuat walaupun WALL-E dan EVE hampir tak pernah 'berbicara' dan tak ada emosi yang bisa ditampilkan dari raut muka.
WALL-E bisa jadi adalah salah satu film yang benar-benar bisa menghibur dalam artian yang sebenarnya. Orang dewasa tak harus malu saat menonton film ini tanpa membawa anak kecil karena film ini pun masih layak jadi konsumsi dewasa.
Pendapat masayarakat tentang hubungan film wall-e dengan IMK ( Interaksi Manusia dan Komputer )
Film Wall-e memaparkan bagaimana hubungan robot dan manusia, dimana suatu saat peran manusia tergantikan peran robot, karena kesalahan manusialah robot bisa melawan manusia.
Teknologi robot dan system digital yang diciptakan oleh manusia bisa sangat membantu mempermudah pekerjaan manusia seperti dalam film tersebut. Namun, bisa juga sangat merugikan manusia, dan merusak kehidupan manusia . Selain itu dampak dari segi sosial ekonomi, teknologi tersebut dapat menambah pengangguran.
Oleh kareana itu ketergantungan manusia terhadap teknolodi harus lebih di kontrol untuk menghindari terjadinya hal – hal yang seharusnya tidak terjadi pada amasa yang akan datang, di sisi lain pemanfaatan robot juga harus secara efektif tidak melebihi aktifitas manusia sebagai mana semestinya. Agar nantinya seumbang antara manusia – manusia dan interaksinya sekitar dunia teknologi
Sebagian besar review melihat WALL-E sebagai sebuah film yang membawa isu lingkungan dengan mengetengahkan WALL-E (Waste Allocation Load Loader-Earth Class), "seorang" robot pemadat sampah, yang mengumpulkan dan memadatkankan sampah lalu menyusunnya. Setting cerita mengarah pada 700 tahun setelah bumi ditinggalkan manusia karena sampah sudah membuat bumi terpolusi sehingga tidak layak dihuni. Jadilah WALL-E menjadi penghuni bumi dan dengan setia membersihkan bumi dari sampah selama 700 tahun.
Isu lingkungan memang terasa kental, tapi ada yang luput dari perhatian sebagian kritikus. Mereka tidak melihat sinisme Pixar (seperti halnya sinisme yang dihadirkan Pixar dalam film Cars yang mengkritik kita yang sudah lupa menikmati pemandangan di luar dalam perjalanan dengan mobil) yang menggambarkan bagaimana kondisi manusia yang hidup di luar angkasa dengan pesawat yang fully-automatic dikendalikan oleh robot dan komputer. Manusia tidak perlu berbuat apa-apa, hanya sekedar ongkang-ongkang dan mengkonsumsi saja. Bahkan berjalan pun tidak perlu karena mereka hidup di atas kursi mengambang yang bisa membawa mereka kemana saja. Mereka bahkan kalau mau berkomunikasi tidak perlu bertemu muka karena bisa berkomunikasi lewat video-phone (seperti teknologi 3G sekarang). Dan mereka, generasi kesekian yang tinggal di dalam pesawat ruang angkasa, telah berevolusi menjadi makhluk couch potato yang tergantung 100% pada teknologi yang makin lama makin idiot, karena berpikir pun telah mereka serahkan kepada mesin. Dan semua hidup mereka mereka serahkan kepada sebuah perusahaan BnL yang mengatur seluruh hidup mereka. Mereka hanya perlu duduk manis, semua telah tersedia.
Pixar dengan telak telah mengkritik model kehidupan modern yang makin tergantung teknologi sehingga membuat kita tak bisa apa-apa selain menjadi operator. Dan film ini sungguh membuat kita berpikir kalau nantinya generasi mendatang akan menjadi idiot yang tergantung teknologi seperti yang juga digambarkan dalam film Idiocracy.
WALL-E, sebuah robot yang secara tak sengaja terbawa ke pesawat ruang angkasa mereka, menjadi sebuah chaos yang mengubah ritme mekanik kehidupan mereka. Sebuah gangguan yang membuat one thing leads to another, akhirnya mengubah seluruh hidup mereka, membuat mereka bangun dari tidur mekanis mereka dan mulai mengambil keputusan. Dan akibatnya sejarah umat manusia berubah dan mereka memulai kembali peradaban manusia dengan meninggalkan "surga" dalam pesawat ruang angkasa yang mewah dan kembali ke bumi dan menanam sebuah "pohon kehidupan".
Dan film ini ditutup dengan indah dengan ending title yang menggambarkan sejarah manusia kemudian setelah mereka kembali ke bumi dalam lukisan-lukisan, dari lukisan primitif di gua (karena manusia sudah lupa cara melukis, ha..ha..!) lalu lukisan gaya Sumeria, Mesir, sampai Renaissance dan Modern, dan ditutup oleh sebuah pelesatan lukisan Adam dan Hawa yang digambarkan dengan WALL-E dan EVE di bawah Pohon Kehidupan yang mereka selamatkan, dalam sebuah sepatu. Indah....
Jangan lupa, seperti biasa Pixar selalu menyuguhkan film pendek di depan. Kali ini adalah Presto, kisah seorang pesulap dan kelincinya yang lagi ngambek karena tidak diberi wortel!
WALL-E adalah film untuk semua umur, yang bisa dinikmati orang tua yang sudah kenyang asam garam hidup, orang muda yang sudah terlanjur hidup konsumtif, dan anak kecil yang bisa menikmati suara robot lucu dengan tingkah menggemaskan.
Kesimpulan
Manusia mulai mengenal teknologi, hal tersebut membuat manusia mulai berimajinasi. Imajinasi yang mendorong manusia untuk terus berkarya dan tak pernah kenal kata cukup. Sejak zaman sebelumnya mereka sudah mengenal teknologi. Namun ketidakpuasan manusia yang mendorong mereka untuk berimajinasi lebih untuk menciptakan hal baru dalam kehidupan mereka tanpa memikirkan sebab dan akibatnya, menciptakan sesuatu yang yang baru dan membuang sasuatu yang lama begitu saja. Manusia ingin dimanjakan oleh semua kemudahan, yang secara tidak langsung membuat mereka menjadi manusia yang malas. Pada dasarnya evolusi teknologi-lah yang membuat manusia menjadi seperti itu dengan proses yang panjang dan perkembangan pemikiran manusia yang ingin berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan imajinasi mereka yang menyebabkan perkembangan ilmu dan teknologi dalam era sekarang ini. Menurut saya, cerita di film WALL-E tidak menutup kemungkinan bisa jadi sebuah kenyataan, apabila manusia hanya memikirkan segala kemudahan dan hasil yang akan di capainya.
Interaksi Manusia Dan Komputer dalam film WALL-E
Apa sih interaksi manusia dan komputer?
Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan mendasar yang diungkapkan oleh banyak orang. Maka sebelum berbicara terlalu jauh, saya akan sedikit menjelaskan tentang interaksi manusia dan computer itu sendiri. Interaksi adalah suatu proses timbal balik, suatu proses saling mempengaruhi antara satu hal dan hal lainnya. Sedangkan manusia adalah salah satu makhluk hidup. Dan yang terakhir adalah selain tumbuhan dan hewan pastinya. computer, kita pasti udah tahu dong computer itu apa, computer bisa dikatakan adalah suatu device yang dapat memproses suatu data, yang dapat membantu dan mempermudah manusia untuk melakukan tugasnya. Jadi, bisa kita artikan interaksi manusia dan computer ialah suatu proses saling mempengaruhi antara manusia itu sendiri dengan dengan device yang digunakan ialah computer.
Kalau dari soal cerita, film wall-e ini bagus, walaupun dialognya tidak banyak tapi pembuat film ini lebih menunjukkan pada sisi gerak tubuh dan mimik dari sang robot yaitu wall-e dan eve nya, sehingga penonton tidak kesulitan mengartikan atau mengerti film ini. Film ini juga ada sisi sedihnya, pembuat film menggambarkan bahwa wall-e adalah sesosok robot yang memiliki perasaan, yang tidak ingin hidup sendiri juga, butuh teman, jadi ketika eve akan kembali ke luar angkasa, dengan susah payah wall-e mengejar eve yang akan dibawa oleh pesawat atau roket.
Interaksi manusia dan komputer nampak jelas ketika wall-e dan eve kembali ke luar angkasa, pada luar angkasa tersebut banyak manusia yang melaksanakan kehidupannya dikendalikan oleh komputer atau teknologi yang berkembang. Manusia-manusia hanya duduk saja dan apa yang mereka butuhkan untuk mendapatkannya tidak perlu jalan tetapi hanya tinggal berbicara untuk memintanya, maka akan ada robot yang akan melayani mereka. Bayi-bayi pun tidak diajarkan jalan lagi, karena mereka nantinya diperuntukkan hidup tanpa perlu jalan. Perkembangan teknologi yang pesat, yang diatur hanya menggunakan komputer memberikan dampak positif dan negative yang juga digambarkan dalam film tersebut. Positifnya ialah kehidupan manusia akan lebih mudah dan untuk mengerjakan sesuatu tidak membutuhkan waktu yang lama. Namun perkembangan teknologi yang tinggi dan tidak diiringi dengan pemahaman yang lebih untuk terus menggali teknologi itu sendiri juga memberikan dampak negative, misalnya manusia jadi malas mengerjakan sesuatu yang dilakukan sendiri, dapat dilihat manusia mengalami perubahan bentuk tubuh yang membuat mereka menjadi sulit berjalan, sulit memiliki keseimbangan untuk berdiri. Manusia jadi tidak sadar bahwa mereka jadi tidak bersosialisasi karena mereka beranggapan bahwa mereka mampu melakukan segala sesuatunya sendiri tanpa bantuan orang lain. Dan dengan cara tidak langsung manusia akan ter-setting menjadi manusia yang tidak mau berfikir, sehingga hal-hal dasar seperti apakah bumi itu sendiri? Atau Apakah laut itu? Mereka bahkan tak tahu.
Tetapi dari film ini juga kita bisa mendapatkan gambaran atau solusinya. Bahwa perkembangan teknologi itu perlu, menggali setiap teknologi itu penting, tapi jangan sampai kehidupan manusia yang merupakan makhluk hidup dikendalikan oleh computer yang merupakan benda mati. Kehidupan yang dikendalikan oleh computer atau benda mati itu tidak menyenangkan, terbukti bahwa manusia-manusia pada film wall-e ingin kembali ke bumi, ke kehidupan yang sebenarnya, kehidupan yang selaras dan seimbang antara manusia dan komputer.
Terima kasih hanya itu yang bisa saya tulis di tugas saya kali ini, mudah-mudahan bisa bapak terima. Assalamualaikum Wr. Wb.
Download link http://www.4shared.com/get/uUeJ5D6p/wall-e_tugas_5.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar