PARIWISATA PENUH TANGGUNG JAWAB – Responsible Tourism
Posted on December 18, 2008 by caretourism
Mungkin di antara Anda menjumpai hal-hal yang kurang menyenangkan pada waktu liburan, di mana seyogyanya liburan Anda merupakan saat yang paling menyenangkan dan menyegarkan. Toilet umum yang “jorok”, sampah berserakan di pantai, sampai pada terumbu karang yang rusak akibat ulah penyelam, berbagai tanaman yang rusak akibat ulah para pendaki gunung dsb.Banyak hal yang dapat kita lakukan baik sebelum, di saat maupun setelah liburan dilakukan agar hal-hal itu tidak terjadi baik dalam perjalanan Anda maupun di rumah yang Anda tinggalkan selama liburan.
Banyak di antara kita yang tidak menyadari, bahwa liburan kita dapat menjadi penyebab atau sedikitnya penymbang terhadap pencemaran lingkungan. Bukan hanya sekedar bekas kemasan makanan atau minuman kita yang “tercecer”. Jangankan yang tidak disengaja, bahkan yang dibuang sembarangan dengan sengaja pun banyak kita jumpai di tempat-tempat kita berlibur. Secara tidak kita sadari pula, bahwa kendaraan bermotor yang kita gunakan untuk berlibur pun berperan mencemarkan udara sekitarnya.
Dalam banyak hal, sebaiknya kita jangan terlampau mengharapkan, apalagi menghimbau, pihak lain untuk memperhatikan dan memelihara lingkungan, kiranya akan lebih berguna dan efektif bila kita mulai dari diri kita sendiri. Ideal? Memang ideal, namun idealisme ini adalah untuk kepentingan kita sendiri.
Sebaiknya kita selalu ingat lingkungan yang bersih, tidak tercemar akan sangat bermanfaat dalam memelihara kesehatan kita bersama (termasuk kita sendiri, kan?). Jadi, pada prinsipnya, kebersihan dan kesehatan serta kelestarian lingkungan itu “demi kepentingan kita sendiri”. Yang menikmati liburan yang bersih pun kita juga, kan? Kita, itu berarti Anda semua, saya dan kami semua.
Contoh yang sangat mengesankan, di ibukota Ranah Minang, Padang, sudah lama berlaku saling mengingatkan sikap laku anggota masyarakat untuk
memperhatikan dan memelihara kebersihan bersama-sama. Artinya, seorang anggota masyarakat tidak merasa “tersinggung”, – jangankan “marah”, tersinggung pun tidak -, jika anggota masyarakat yang lain menegurnya karena “mengotori” lingkungan, semisal membuang puntung rokok atau bekas kemasan makanan secara sembarangan. Hasilnya? Menakjubkan, … sangat menakjubkan! Kota Padang berkali-kali, bukan hanya sekali, dinobatkan sebagai kota terbersih.
Besar sekali kemungkinnya Anda sudah pernah mendengar istilah “ecotourism“, atau “ecological tourism“, atau “responsible tourism“, atau disebut juga “sustainable tourism“. Apapun namanya, pada dasarnya pengertian itu mengandung maksud agar para wisatawan (baik nusantara maupun mancanegara) senantiasa bertanggung jawab untuk bersikap “memelihara lingkungan” tempat yang dikunjunginya. Tanggung jawab memelihara lingkungan bukan hanya terbatas pada pemerintah, para penyelenggara atau pengelola tempat liburan itu saja.
Responsible tourism, demikian juga sustainable tourism, tidak hanya mengacu pada kepentingan lingkungan alam semata, melainkan juga pada “kepentingan kelangsungan kehidupan masyarakat setempat”, baik ditinjau dari kacamata dan kepentingan manfaat ekonomi, maupun sosial budaya, keamanan, ketertiban, ketentraman dsb. dalam kehidupan masyarakat sekitarnya.
Dengan demikian, melalui responsible tourism, kepariwisataan diharapkan dapat bertahan seterusnya (sustainable) bagi kemaslahatan masyarakat setempat (for the benefit of local people).
Jadi, apa yang dapat Anda lakukan baik pada waktu perencanaan, saat sebelum berangkat maupun saat berada di tempat liburan? … Baiklah, di bawah ini disampaikan beberapa petunjuk bagi para pelaku liburan, yang juga pernah disampaikan pada editor ttispot, http://traveltourismindonesia.wordpress.com agar diketahui masyarakat seluas-luasnya.
PERENCANAAN
1. Liburan yang bagaimana yang akan Anda lakukan? Mengatur sendiri atau ikut paket wisata biro perjalanan?
2. Pilihlah kegiatan liburan yang ramah lingkungan, baik Anda mengatur sendiri maupun bersama biro perjalanan.
3. Pilihlah hotel milik usahawan lokal/dalam negeri, lebih memberikan manfaat bagi ekonomi warga setempat.
SEBELUM BERANGKAT
1. Jika menggunakan kendaraan sendiri, siapkan kendaraan sebaik mungkin, selain menghindari kesukaran di jalan, juga agar tidak terlampau banyak mencemari lingkungan, sebaiknya uji emisi dilakukan secara teratur. Lebih baik lagi jika menggunakan kendaraan umum.
2. Pastikan rumah ditinggalkan dalam keadaan aman dari bahaya kebakaran (periksa kompor gas, alat elektronik, lampu agar dalam keadaan mati) serta pencegahan tindak kriminal (pencurian/pembobolam).
3. Titipkan kepada seorang yang dikenal baik untuk menyalakan dan mematikan lampu penerangan halaman.
DI TEMPAT BERLIBUR, ada beberapa larangan (don’t) yang perlu dilakukan, yaitu:
1. Jangan melemparkan apapun kecuali pandanganmu (Don’ throw away anything but your looks). – Jangan membuang sampah sembarangan -. Jika tidak ada tempat sampah, bawalah serta (terutama sampah anorganik) dan buang di tempat yang tersedia;
2. Jangan membunuh apapun, selain waktu (Don’t kill anything but time);
3. Jangan mengambil apapun kecuali foto (Don’t take anything but pictures);
4. Jangan meninggalkan apapun, selain jejak kaki (Don’t leave anything but footprints);
5. Jangan membeli souvenir yang terbuat dari hasil pengawetan binatang yang dilindungi, seperti kulit ular, kulit penyu, kulit buaya dan sejenisnya. Demikian juga makanan, antara lain sop penyu;
6. Jangan menghamburkan air saat mandi dan listrik (lampu, AC) saat di luar kamar;
7. Jangan minta ganti handuk tiap hari. Dengan demikian dapat menghemat air yang diperlukan untuk mencucinya (di Jerman sejak 25th. yl. tamu sudah diingatkan bahwa handuk di kamar diganti tiap dua hari kecuali ada pergantian tamu).
8. Jangan melakukan hal-hal terlarang menurut adat istiadat, agama dan kepercayaan masyarakat setempat.
Dengan mengikuti petunjuk di atas Anda telah ikut melaksanakan responsible tourism secara langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar